Selamat datang di blog tempat inspirasi entrepreneurship

Jumat, 13 Januari 2012

Dari modal 100rb kini memimiliki omzet jutaan

PERNAH berfikir untuk membuat sesuatu yang berbeda, menjualnya dan bahkan bisa menjaditrendsetter? Hal ini yang dialami oleh Ita Yudi. Seorang Wanita yang pada awalnya merintis menjadi pekerja kantoran alias wanita karir yang kemudian banting setir menjadi wirausaha mandiri yang mempekerjakan banyak orang.


"Awalnya saya kerja di kantor, sebuah perusahaan yang berurusan dengan proyek-proyek. Isinya laki-laki semua, jadi tidak ada yang menggunakan assesoris. Akhirnya kerja seperti itu tidak enak. Nganggur," ucapnya mengawali cerita ketika ditemui okezone di standnya dalam sebuah pameran yang baru-baru ini diadakan di Smesco center, Jakarta.

"Nah, saya kan pakai jilbab. Dan dari awal sudah hobi membuat asesoris. Mencoba-coba. Awalnya saya ingin punya bros buatan sendiri. Trial and error terus sih, tapi terus di coba," imbuhnya.

Bahan yang awalnya digunakan adalah untaian kawat-kawat dan manik-manik yang kemudian dirangkainya. Entah itu menjadi bunga, bentuk binatang, atau bentuk abstrak yang menurutnya layak untuk dijadikan hiasan. Selain dari kawat, dirinya juga mengaku membuat dari bahan lain seperti kain yang berasal dari limbah garmen, dan juga lilin atau clay.

Dulu Sekolah Tak Bersepatu Kini Mempunyai Omzet 100 - 200 Juta Perbulan

BABEH, begitu dia dipanggil. Pemuda bernama lengkap Fajar Wisnu Wardhono ini merupakan seorang anak yatim serba bisa asal kota hujan, Bogor. Pemuda yang kini berusia 23 tahun ini memiliki lika-liku masa remaja tak seperti kebanyakan orang lainnya.


Kisahnya dimulai saat dia masih berseragam putih biru. Saat ditinggalkan ayahnya, Babeh bukan berasal dari keluarga mampu. Karenanya, saat temannya sibuk menimba ilmu guna mengejar cita-citanya, Babeh malah berusaha menyambung hidupnya dan ibunya. Dia  rela membanting tulang dengan berdagang majalah dan koran. 

Dalam perjalannnya selama SMP, Babeh mengaku tidak mementingkan atribut yang dikenakan, bermodalkan celana saja sudah cukup bagi dia.  “Sepatu saja saya enggak punya waktu SMP, cuma celana sekolah tiga potong," kata dia kala berbincang dengan okezone belum lama ini. Karenannya, tak heran jika pemuda ini lantas jarang mengikuti kegiatan study tour yang kala itu sering dilakukan.